top of page

Persebaran burung Elang Jawa ini hanya sebatas di pulau Jawa, mulai ujung barat (Taman Nasional Ujung Kulon) sampai ujung timur di semenanjung blambangan purwo. Tetapi demikianlah penyebarannya saat ini terbatas di wilayah-wilayah dengan Hutan primer serta di tempat perbukitan berhutan tepatnya pada peralihan dataran rendah dengan daerah pegunungan. Sebagian besar dari Elang Jawa bisa ditemukan setidaknya di separuh belahan selatan dari pulau Jawa. Agaknya burung Elang ini hidup berspesialisasi pada lokasi berlereng.

Elang Jawa suka ekosistem Hutan hujan tropika yang senantiasa hijau, di dataran rendah ataupun pada tempat-tempat yang lebih tinggi. Dimulai dari lokasi dekat pantai layaknya di ujung kulon serta meru betiri, hingga ke hutan-hutan pegunungan bawah serta atas sampai ketinggian 2. 200 m serta terkadang 3. 000 mdpl.

Biasanya area tinggal Elang Jawa sulit untuk dicapai, walau tidak senantiasa jauh dari lokasi kegiatan manusia. Agaknya burung ini amat bergantung pada keberadaan Hutan primer sebagai area hidupnya. Meskipun ditemukan Elang yang memanfaatkan Hutan sekunder sebagai area berburu serta bersarang, walau demikian letaknya berdekatan dengan Hutan primer yang luas.

Burung pemangsa ini berburu dari area bertenggernya di pohon-pohon tinggi didalam Hutan. Dengan sigap serta tangkas menyergap bermacam mangsanya yang ada di dahan pohon ataupun yang diatas tanah, layaknya berbagai type reptil, burung-burung seperti walik, punai, dan lebih-lebih ayam kampung. Juga mamalia berukuran kecil hingga sedang layaknya tupai serta bajing, kalong, musang, s/d anak monyet.

Periode bertelur tercatat mulai bulan januari sampai juni. Sarang berbentuk tumpukan ranting-ranting berdaun yang disusun tinggi, dibuat pada cabang pohon setinggi 20-30 diatas tanah. Telurnya berjumlah satu butir, yang dierami sepanjang kurang-lebih 47 hari.

Pohon tempat bersarangnya Elang Jawa adalah beberapa jenis pohon Hutan yang tinggi, layaknya rasamala (nama latin : altingia excelsa), pasang (nama latin : lithocarpus sundaicus), tusam (nama latin : pinus merkusii), puspa (nama latin : schima wallichii), serta ki sireum (nama latin : eugenia clavimyrtus). Tidak senantiasa jauh ada didalam Hutan, ada juga sarang-sarang yang ditemukan cuma sejarak 200-300 m dari area rekreasi.

Di habitatnya, persebaran dari Elang Jawa sangatlah jarang. Walau luas tempat habitatnya, keseluruhan jumlahnya cuma kuran lebih 137-188 pasang burung, atau menurut perkiraan jumlah individu Elang ini berkisar sekitar 600 sampai 1.000 ekor. Populasi yang kecil ini hadapi ancaman besar terhadap kElangsungan kelestariannya, yang dikarenakan oleh kehilangan habitat serta eksploitasi type. Pembalakan liar serta konversi Hutan jadi tempat pertanian menjadikan berkurangnya tutupan Hutan primer yang ada di Jawa. Disamping itu , keberadaan Elang Jawa ini juga terus diburu oleh manusia untuk diperjual belikan di pasar gelap untuk di jadikan satwa peliharaan. Dikarenakan kElangkaannya, memelihara burung ini seolah jadi kebanggaan tersendiri, serta pada gilirannya jadikan harga burung Elang Jawa ini melambung tinggi.

 

Memperhitungkan kecilnya populasi, lokasi habitatnya yang terbatas serta tekanan tinggi yang dihadapi itu, pihak Organisasi Konservasi Dunia IUCN memasukkan Elang Jawa ke didalam status en (endangered, terancam kepunahan). Demikianlah juga, pemerintah Indonesia menetapkannya sebagai hewan yang dilindungi oleh undang-undang.

bottom of page