top of page

Menurut Rubin (2013:1-2), scrum adalah metodologi berbasis agile untuk mengembangkan produk yang inovatif. Metodologi scrum dimulai dengan menyusun product backlog, yaitu daftar fitur yang perlu dikembangkan untuk menghasilkan suatu produk. Fitur tersebut diprioritaskan untuk menentukan fitur mana yang perlu diselesaikan terlebih dahulu. Pekerjaan tersebut dilakukan dalam suatu iterasi pendek yang disebut sprint. Sprint dibatasi oleh waktu yang berkisar antara 1 minggu hingga 1 bulan. Pada akhir iterasi, klien sudah mendapatkan fitur yang siap digunakan.

Scrum Roles

Pengembangan berbasis scrum dapat terdiri dari satu atau beberapa scrum teams, dimana setiap scrum team tersusun atas tiga scrum roles, yaitu product owner, ScrumMaster, dan development team.

Product Owner
Product Owner merupakan pihak yang memiliki hak untuk menentukan fitur apa yang akan dikembangkan dan bagaimana urutan fitur yang akan dikembangkan terlebih dahulu. Product Owner berperan penting dalam mengatur mengomunikasikan tujuan yang ingin dicapai tim scrum.

ScrumMaster
ScrumMaster memiliki peran untuk membantu dan memastikan tim scrum agar dapat menerapkan nilai, prinsip dan teknik scrum ke dalam proses pengembangan. Sebagai fasilitator, ScrumMaster juga membantu tim untuk menyelesaikan masalah yang ada dan melakukan perbaikan selama penerapan scrum.

Development Team
Development team merupakan tim yang terdiri dari anggota yang bertanggung jawab terhadap pengembangan berbasis scrum. Development team bergerak secara mandiri dalam menentukan cara terbaik untuk mencapai tujuan yang ditentukan oleh product owner.

Penerapan Scrum
Tim menggunakan scrum dengan cara menentukan terlebih dahulu PBI dari masing2 modul. Setelah itu diberi prioritas mengenai modul yg dikerjakan lebih dahulu.

Scrum bermanfaat bagi tim dalam mengerjakan modul secara cepat dan efektif. Website dibuat berdasarkan halaman yang lebih mudah dan cepat dilakukan terlebih dahulu.

Product Backlog

Product Backlog adalah daftar yang berisi fitur yang akan dikembangkan untuk mencapai kebutuhan dari product owner. Setiap fitur yang berada dalam product backlog ini disebut product backlog item (PBI). PBI dalam product backlog dapat diurutkan berdasarkan urutan atau prioritas pengerjaan. PBI yang memiliki prioritas tinggi diletakkan di urutan atas product backlog. Setiap item dapat ditambah, dihapus, diubah oleh product owner seiring dengan perubahan kondisi bisnis.
Sprints

Pada scrum, pekerjaan dilakukan dalam kumpulan iterasi yang disebut sprint. Pekerjaan yang selesai dalam setiap sprint harus menghasilkan value yang dapat dirasakan oleh pengguna. Sprints dibatasi oleh waktu sehingga setiap sprint memiliki waktu mulai dan waktu akhir yang pasti, dan harus mempunyai durasi yang sama. Selama sprint berlangsung, tidak diizinkan terjadi perubahan tujuan dalam ruang lingkup.

Sprint Planning

Sprint Planning adalah tahap untuk menentukan product backlog item apa saja yang akan dibuat pada sprint berikutnya. Selama sprint planning, product owner dan tim pengembang merancang sprint goal untuk menentukan tujuan akhir yang harus dicapai pada sprint berikutnya. Pada tahap ini tim pengembang memecah setiap fitur menjadi kumpulan task. Kumpulan dari task yang berkaitan dengan product backlog item ini disusun menjadi backlog yang disebut sprint backlog.

Sprint Execution

Setelah sprint planning selesai dilakukan dan konten dari sprint berikutnya telah mencapai kesepakatan bersama, tim pengembang melakukan tugas yang dibutuhkan untuk menyelesaikan fitur. Masing-masing anggota tim pengembang secara mandiri mengerjakan apa yang merupakan bagian dari tugas mereka.

Daily Scrum

Setiap hari dalam sprint, tim pengembang mengadakan daily scrum berdurasi 15 menit atau kurang. Daily scrum merupakan kegiatan dimana masing-masing anggota tim saling menyampaikan progress mereka, rencana mereka untuk daily scrum berikutnya, dan hambatan apa saja yang mereka alami selama sprint berlangsung.

Done

Di dalam scrum, hasil akhir dari sprint adalah penambahan produk yang berpotensi untuk diantarkan kepada pengguna, artinya produk dinyatakan selesai apabila sudah sesuai dengan definisi “selesai” yang telah disepakati bersama.

Sprint Review

Ada dua kegiatan tambahan yang dilakukan pada akhir sprint, salah satunya yaitu sprint review. Tujuan dari sprint review adalah untuk mengamati dan mengadaptasikan fitur yang selesai dibuat. Pada tahap ini tim scrum, stakeholder, customer, dan pihak yang berkepentingan mengulas fitur yang selesai dibuat. Melalui kegiatan ini, diharapkan setiap pihak  mendapat gambaran mengenai fitur yang telah dirancang dan dapat memberikan arahan untuk pengembangan berikutnya agar sesuai dengan kebutuhan bisnis.

Sprint Retrospective

Kegiatan berikutnya yang dilakukan pada akhir sprint adalah sprint retrospective. Kegiatan ini umumnya diadakan setelah sprint review dan sebelum sprint planning berikutnya. Berbeda dengan sprint review yang mengulas fitur yang sudah dibuat, sprint retrospective merupakan tahap untuk mengamati dan mengadaptasi proses. Pada tahap ini tim pengembang, ScrumMaster, dan product owner saling berdiskusi tentang apa yang dapat dan tidak dapat dikerjakan menggunakan scrum dan technical practice-nya. Pada akhir sprint retrospective, tim scrum sudah dapat mengidentifikasi dan menentukan tindakan perbaikan yang perlu dilakukan pada sprint berikutnya.
 

Untuk info scrum lebih lanjut cek link berikut

http://scrum.org


Rubin, Kenneth S. 2013. Essential Scrum: A Practical  Guide to the Most Popular Agile Process. USA : Addison-Wesley

bottom of page